Siapa yang tak mengenal Abu Bakar Ash-Shiddiq radiallahuanhu,
seorang khalifah besar pengganti Rasulullah, manusia paling mulia dari umat
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Bukan hanya kaum muslimin yang
mengenalnya, bahkan orang-orang kafir pun mengenalnya. Panglima besar yang
berhasil menundukkan kekuatan dan kecongkakan negara super power Romawi. Dialah
Abdullah bin ‘Utsman bin ‘Amir bin Ka’ab bin Sa’d bin Taim bin Murrah bin Ka’ab
bin Luai yang lebih dikenal dengan sebutan Abu Bakar Ash-Shiddiq
radiallahuanhu.
Ibunya menjelaskan, suatu saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam melihat Abu Bakar lalu menjulukinya ‘atiiqullah minan nar, orang yang
dibebaskan Allah dari api neraka. Ibunya bernama Ummul Khair As-Sahmi binti
Shakhr bin ‘Amir, wafat dalam keadaan memeluk Islam.
Keagungan dan kemuliaan Abu Bakar bukan karena ketampanan dan
kegagahannya, akan tetapi karena keimanan yang kokoh di hati yang membuahkan
pembenaran terhadap semua apa yang dikabarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam. Secara fisik ia seorang yang berbadan kurus, berdahi menonjol,
berpundak sempit, berwajah cekung dan pinggang kecil.
Di saat semua orang meragukan dan mendustakan apa yang
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sampaikan, dia seorang diri
membenarkannya. Ia rela merobek habis robekan demi robekan bajunya untuk
menyumbat setiap lubang yang ada di dalam gua di malam hari karena takut
binatang penyengat yang bersembunyi di dalamnya keluar mengganggu Muhammad
shallallahu ‘alaihi wasallam ketika orang-orang musyrik mengepung keduanya.
Pagi harinya, Rasulullah menanyakan di mana pakaiannya. Setelah tahu apa yang
terjadi, Rasulullah mendoakannya menjadi orang yang mempunyai derajat tinggi di
jannah.
Ia memiliki beberapa anak. Dari perkawinan dengan Qutaibah
dihasilkan Abdullah yang ikut perang di Thaif dan Asma’, istri Az-Zubair.
Qutaibah kemudian dicerai dan wafat pada usia 100 tahun. Perkawinannya dengan
Ummu Ruman melahirkan ‘Aisyah x (istri Rasulullah) dan Abdurrahman. Sebelum
masuk Islam, Abdurrahman masuk dalam barisan kaum musyrikin yang memerangi
Rasulullah. Namun dalam perang Badr ia baru masuk Islam.
Dari istrinya yang lain yang bernama Asma’ binti ‘Umais
melahirkan Muhammad dan dari Habibah binti Kharijah bin Zaid melahirkan Ummu
Kultsum x yang dinikahi shahabat Thalhah bin Ubaidillah z.
Dari sisi keilmuan, Abu Bakar radiallahuanhu melebihi shahabat
lainnya. Banyak fatwa yang ia keluarkan di hadapan Rasulullah dan beliau
menyetujuinya. Diangkatnya Abu Bakar menjadi imam shalat pengganti Rasulullah
r, ditambah adanya hadits yang memerintahkan kaum muslimin untuk kembali kepada
“dua bulan” (Abu Bakar dan ‘Umar) bila mengalami suatu perselisihan, menjadi
saksi atas ketinggian ilmunya. Karenanya, sewaktu Rasulullah wafat orang-orang
Muhajirin dan Anshar sepakat membaiatnya menjadi khalifah.
Ia seorang khalifah yang adil, tidak bergaya hidup mewah dan
rendah hati. Tak lama setelah diangkat jadi khalifah ia berkata, bahwa ia
bukanlah orang yang terbaik, memerintah rakyatnya mengikuti syariat dan tidak
mengadakan bid’ah. Bila ia baik minta diikuti dan bila menyimpang ia minta
diluruskan.
Abdullah bin ‘Umar c mengabarkan bahwa Abu Bakar radiallahuanhu
sakit karena wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hingga
menyebabkan kematiannya. Ahli sejarah menulis Abu Bakar z wafat antara waktu
Maghrib dan ‘Isya pada hari Rabu bulan Rabi’ul Awwal tahun 13 H, dalam usia 63
tahun.
0 komentar:
Posting Komentar